Diklat Metodologi Tartila Tingkatkan Kompetensi Guru Al-Qur’an di Kota Pasuruan

  • Humas Kemenag
  • Disukai 2
  • Dibaca 58 Kali

Dalam upaya meningkatkan kompetensi para pendidik Al-Qur’an, Jam’iyyatul Qurra wal Huffazh Nahdlatul Ulama (JQHNU) Kota Pasuruan menyelenggarakan "Diklat Metodologi Tartila" yang dilaksanakan dalam tiga gelombang sepanjang bulan September hingga Oktober 2025. Gelombang pertama digelar pada 21 September 2025 bertempat di Aula Kantor Kementerian Agama Kota Pasuruan, mulai pukul 07.00 hingga 17.00 WIB. Kegiatan ini diikuti oleh 75 peserta, yang terdiri atas Guru Pendidikan Agama Islam (GPAI) jenjang SD, SMP, SMA, serta sebagian guru TK se-Kota Pasuruan.

Kegiatan dibuka secara resmi oleh Ketua JQHNU Provinsi Jawa Timur, yang dalam sambutannya menegaskan pentingnya peningkatan kualitas metode pembelajaran Al-Qur’an. Menurutnya, pembelajaran yang baik bukan hanya berfokus pada kemampuan membaca, tetapi juga membentuk generasi Qurani yang berkarakter dan berakhlakul karimah.

Selanjutnya, gelombang kedua dilaksanakan pada 5 Oktober 2025, diikuti oleh 45 peserta dengan rangkaian kegiatan yang padat dan interaktif. Materi pelatihan meliputi pre-test kemampuan peserta, pendalaman Metode Tartila Jilid 1–6, Tajwid Berlagu, Ghoro’ibul Qur’an, Psikologi Santri, serta BCMI (Bermain, Cerita, Menyanyi Islami). Sebagai bentuk evaluasi dan apresiasi, kegiatan ditutup dengan Munaqasyah, guna mengukur tingkat pemahaman dan kemampuan peserta terhadap seluruh materi yang telah dipelajari.

Adapun gelombang ketiga dijadwalkan berlangsung pada 19 Oktober 2025. Hingga saat ini, jumlah pendaftar telah mencapai 25 orang dan pendaftaran masih dibuka hingga menjelang hari pelaksanaan. Ketua pelaksana kegiatan, Muhammad Nafik, S.Psi, yang juga merupakan Penyuluh Agama Islam Kecamatan Panggungrejo, menyampaikan harapannya agar para peserta mampu menjadi motor penggerak peningkatan kualitas pembelajaran Al-Qur’an di sekolah dan madrasah.

“Metodologi Tartila bukan hanya mengajarkan cara membaca yang benar sesuai kaidah tajwid, tetapi juga menanamkan kecintaan terhadap Al-Qur’an,” ujarnya. Melalui kegiatan ini, diharapkan para guru dapat menerapkan Metode Tartila secara lebih efektif di lembaga pendidikan masing-masing, sehingga proses pembelajaran Al-Qur’an menjadi lebih menarik, menyenangkan, dan sesuai dengan kaidah tajwid yang benar.

Dengan terselenggaranya Diklat Metodologi Tartila ini, JQHNU Kota Pasuruan berharap dapat terus melahirkan pendidik Al-Qur’an yang profesional, berkompeten, dan berjiwa Qurani, sebagai bagian dari upaya mencetak generasi yang cinta dan dekat dengan Al-Qur’an.




Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *